A.1. Kondisi
Desa
A.1.1. Kondisi Umum
Diamika Pembangunan Masyarakat Desa Jangga menunjukan pertumbuhan yang
positif, ditandai keberhasilan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Memasuki Era Globalisasi dan seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan
masyarakat akan hak-haknya, serta meningkatnya kebutuhan semakin komplek
merupakan tantangan bagi pemerintahan daerah untuk meningkatkan pencapaian
hasil pembangunan. Untuk mengatisipasi berbagai permasalahan, tantangan serta perembangan
dimasa kini dan masa depan diperlukan perencanaan yang jelas terarah dan
partisipatif.
Kondisi yang diharapkan dimasa depan tidak terlepas dari
pencapaian sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan pembangunan secara efektif,
seiring dengan itu, upaya secara terus-menerus tetap diarahkan untuk mengatasi
tantangan dann hambatan pembangunan desa guna mewujudkan kondisi yang
diharapkan dan konisi saat ini merupakan dasar atau bahan untuk perencanaan
yang akan menentukan keberhasilan.
A.1.1. Sejarah Desa
A.1.1.1 Legenda Desa ( Sasakala )
Kata Jangga di ambil dari perkataan Tugel Janggane, yaitu
peristiwa putusnya kepala Siti Sopiah.
Sejarah
ini diambil /ditulis pada waktu Desa Jangga belum dimekarkan dengan Desa
Jumbleng. Desa Jangga dahulunya adalah satu wilayah dengan Desa Jumbleng.
Jangga di mekar pada Tgl. 20-11-1982. Sejarah nama Jangga Ketika perang Dermayu
dengan Sumedang dan pasukan Sumedang kalah dalam persoalaan pindah patok batas
wilayah, prajurit Sumedang yang kalah perang pulang dengan membalas dendam di
sepanjang jalan yang mereka lalui bila kebetulan mendapatkan wanita maka akan
di bawa ke Sumedang untuk di jadikan budak atau istri secara paksa. Sesampainya
di wilayah arah Sumedang ada wanita cantik keturunan Cina/Tionghoa di bawa orang tuanya meminta bantuan kepada
orang yang berkuasa / jawara pada waktu itu di daerah ini yaitu Ki Campuh,
dengan kepandaian Ki Campuh (sampu) wanita itu dapat di rebutnya dari kuda
pasukan Sumedang tanpa di ketahui oleh pasukan Sumedang / pencuri, yang berkuasa
pada saat itu yang dinamakan Ki Buyut Jangga meninggal dan di makamkan di Blok
Rumah Sakit sekarang, di dekat kuburan Buyut Jangga Tua (Rumah Sakit) ada kolam
yang namanya masyarakat menyebut Taman yaitu dahulu adalah tempat minumnya
peliharaan Ki Ageng Jangga berupa menjangan. Harimau dll.
Ada lagi
wanita pelarian dari daerah Bugis yang bernama SITI SOPIYAH turut di bawa akan
tetapi Siti Sopiyah melawan dengan sekuat tenaga dengan mengerahkan segala ilmu
yang di punyainya untuk melawan pasukan Sumedang akan tetapi Siti Sopiyah tidak
kuat sehingga di gantung dan di tarik kekanan dan kekiri sampai putus lehernya
penduduk setempat menyaksikan pada saat itu tidak ada yang berani, dengan
kejadian ini Siti Sopiyah tugel Janggane dan meninggal di tempat, oleh masyarakat
sekitar di makamkan di daerah tersebut dan sekarang daerah tersebut dinamakan
dengan sebutan Buyut Simpruk. (Siti Sopiyah adalah wanita yang cantik, simpuh
dan ngelumpruk).
Dari
kejadian Siti Sopiyah ini orang jahat yang masuk daerah Jangga pasti akan
tertangkap oleh penduduk setempat.
Ditempat
ini ada yang disebut Jangga Tua yaitu tempat Rumah Sakit pemotongan hewan
kerbau yang terserang penyakit menular, pada waktu zaman Belanda Rumah Sakit
hewan ini dibuat oleh Tuan Tanah Belanda yang sengaja untuk menipu para
masyarakat Tani untuk menjual ternaknya ke Belanda dengan harga murah. Zaman
ini disebut dengan Zaman Kobokan karena para petani yang membawa kerbau yang
sakit menular setelah dikuburkan mesti mencuci tangan dikobokan Rumah Sakit
ini.
Dijaman
itu pula ada yang mengatakan sebelah utara Rumah Sakit ada yang dinamakan
Bentangan, yaitu tempat mandinya kerbau-kerbaunya orang yang kaya raya pada
jaman itu yaitu Buyut Kayat saking banyaknya kerbau hingga tak terurus hingga banyak mencuri ternaknya didaerah
tersebut.
Balai
Desa Jangga yang sekarang adalah bekas Kantor Demang Belanda yag bekerja di
Rumah Sakit hewan, sedangkan Balai Desa Dahulunya berada di Blok Karang Anyar
didekat Balai Desa ada bale-bale, sumur segi empat diatasnya dan jambangan
serta gentong (buat mandinya Ki Buyut Nuntar) sedangkan sumur kepunyaan Ki
Buyut Nuntar airnya bisa digunakan untuk pengobatan yaitu sakit panas dan sakit
mata Cuma sayang peniggalan sejarah itu sekarang sudah tiada entah kemana.
Balai
Desa Jangga konon di bangun dengan biaya wayang sekotak,dan di atas balai desa
ada buku lama dengan paku Masjid Agung yang
panjang dan segi empat dan mempunyai gambar wayang.lagi-lagi bukti
sejarah ini sudah tidak ada yang menyimpan setelah balai desa yang lama di
pindahkan ke Balai Desa yang sekarang,tempat balai desa yang lama sekarang
sudah menjadi rumah penduduk yang tersisa adalah buyut Bale. Zaman dahulu jika
ada masyarakat mempunyai suatu hajat yang bersifat positif Kuwu seperangkatnya
di undang.
Untuk
menghadiri hajat tersebut,pada zaman itu belum adanya kursi hingga kuwu dan
perangkatnya hanya duduk beralaskan tikar dengan bersandar pada sebuah papan
bergambarkan wayang khusus untuk Kuwu Jangga gambar wayang Angka wijaya.
Adapun
Nama-nama Kuwu atau Kepala Desa diantarnya :
1. Bpk. MARSANI ( Utusan Demang Belanda )
2. Bpk. DEO ( Utusan Demang Belanda )
3. Bpk. TIONG ( Utusan
Demang Belanda )
4. Bpk. SUTI ( Utusan
Demang Belanda )
5. Bpk. TASMIRAH ( Tidak
ada keterangan )
6. Bpk. KASJA ( Tidak
ada keterangan )
7. Bpk. SUTA ( Tidak
ada keterangan )
8. Bpk. SUGRA ( Tidak
ada keterangan )
9. Bpk. SAMAD ( Tidak
ada keterangan )
10. Bpk. SUHUD ( Tidak
ada keterangan )
11. Bpk. DIRJA ( Tidak
ada keterangan )
12. Bpk. SANJUR ( Tidak
ada keterangan )
13. Bpk. BANDENG ( Zaman Jepang 1940 – 1945 )
14. Bpk. ABAS ( Tidak ada keterangan
1945 – 1949 )
15. Bpk. SONTONG ( Tidak ada keterangan
1949 – 1953 )
16. Bpk. CAMAD ( Guru 1953 – 1957 )
17. Bpk. TASMAD ( Wiraswasta 1957 – 1960 )
18. Bpk. TAYIB (TOYIB) ( Tani 1960 – 1970 )
19. Bpk. UMAR ( PJS asal Pamong Desa 1970 – 1971 )
20. Bpk. T.AMING ( PJS Anggota Koramil 1971 – 1974 )
21. Bpk. KURDANI ( Guru 1974 – 1975 )
22. Bpk. MOH. SAPINGI ( PJS asal Peg Kec Losarang 1975 – 1979)
23. Bpk. KARDANA ( POLRI 1982 – 1989 )
24. Bpk. DIDI MULYADI ( PJS asal Pamong Desa 1989 – 1990 )
25. Bpk. KHASANI HS ( Peg Kantor Kec Losarang 1990 – 1998 )
26. Bpk. CASIMAN ( PJS asal Peg Kec Losarang 1998 – 1998)
27. Bpk. EDY SUSWANTO ( POLRI 1998 – 2008 )
28. Bpk. MULYO JUNIANTO ARIFIN ( Swasta 2008 –
2014 )
29. Bpk. ABDUL AZIS
(Plt Peg
Kec Losarang Januari 2014-April 2014 )
30. Bpk. MULYO JUNIANTO ARIFIN ( PJS Swasta
April 2014 – Desember 2014 )
31. Bpk. NEDI PRASETYO, A.Md (
Swasta Januari 2015 s/d Sekarang)
Adapun
Nama-nama Buyut di
Desa Jangga, diantarnya :
1. Kebuyut Nuntar
2. Kebuyut Tiwang
3. Kebuyut Jangga Tua
4. Kebuyut Simpruk
5. Kebuyut Sanim
6. Kebuyut Sambi Doyong
7. Kebuyut Perawan
8. Kebuyut Juragan
9. Kebuyut Gusti Lurah
A.1.2 Demografi
A.1.2.1 Letak
Geografis
Desa Jangga terletak di Daerah Kawasan Indramayu, dengan luas Wilayah 613.311 Hektar yang terdiri dari 5 Dusun
dengan 5 Rukun Warga (RW) dan 19 Rukun Tetangga (RT) yang merupakan salah satu
Desa yang berada di wilayah Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Dengan
batas wilayah sbb :
Batas
|
Desa/kelurahan
|
Kecamatan
|
Sebelah utara
|
Cemara Kulon
|
Losarang
|
Sebelah selatan
|
Rajaiyang
|
Losarang
|
Sebelah timur
|
Jumbleng
|
Losarang
|
Sebelah barat
|
Puntang
|
Losarang
|
PETA DESA JANGGA.
A.1.2.2. Topografi
Desa Jangga merupakan desa yang berada
di Dataran Rendah, dengan
ketinggian 20 Meter Dpl
( Diatas Permukaan Laut ), sebagian besar wilayah berupa daerah Pesawahan diantarannya sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Jumbleng Kecamatan Losarang, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Desa Rajaiyang Kecamatan Losarang, Sebelah Barat
berbatasn dengan Desa Puntang
Kecamatan Losarang,
serta Sebelah Utaranya berbatas dengan Cemara
Kulon Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.
A.1.2.3. Hidrlologi dan Klimatologi
Aspek hidrologi suatu
wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air
wilayah desa, berdasarkan
hidrologinya, aliran-aliran sungai di wilayah Desa Jangga merupakan aliran aliran
sungai / selokan dengan debit yang sedang dan kecil seperti :
1. Selokan
Sapton
2. Selokan
Soga
3. Selokan
Rancamaung
4. Selokan
Kedongdong
5. Selokan
Dasimah
6. Sungai Betokan
7. Sungai Cipanas II
8. Sungai Demang
Disamping itu ada pula bebearpa mata air yang bisa
digunakan sebagi sumber mata air bersih, maupun sumber air untuk pertanian,
tapi ada pula petani yang bertani hanya mengandalkan Tadah Hujan atau bertani
bila musim hujan tiba.
Secara umum akhir-akhir ini terjadi penaikan curah
hujan tercatat
dalam satu tahun ini saja hampir tiap hari terjadi turun hujan
sehingga dapat dimanfaatkan
oleh petani yang hanya mengandalkan tadah hujan.
A.1.2.4. Luas dan
Sebaran Penggunaan Lahan
Pada umumnya lahan yang berada atau terdapat di Desa Jangga. digunakan
secara produktif, karena merupakan lahan yang subur terutama untuk lahan
pertanian, jadi hanya sebagian kecil saja yang tidak dimamfaatkan oleh warga,
hal ini pula menunjukan bahwa kawasan Desa Jangga adalah daerah yang memiliki
sumber daya alam yang memadai dan siap untuk dikelola. Luas
lahan wilayah menurut penggunaan sebagaimana terlihat dalam table berikut ini :
Tabel
: 2
Luas
Wilayah Menurut Prnggunaannya
Sawah (Ha)
|
Darat (Ha)
|
½
Teknis
|
Tadah
Hujan
|
Pasang
Surut
|
Pemukiman
|
Pertanian
|
Perkantoran
|
Perkebunan
|
Lainnya
|
339.675
|
130.875
|
104.403
|
28.561
|
574.953
|
1.257
|
-
|
0.50
|
Sumber : Data Profil Desa Jangga
A.1.3. Keadaan Sosial
A.1.3.1. Kependudukan
Jumlah
penduduk Desa Jangga sampai dengan akhir
tahun 2016 sebesar 5.059 jiwa dengan kepadatan rata-rata 824 jiwa/Km2.
Sedangkan laju pertumbuhan penduduk 0,04%. hal ini menunjukan bahwa laju
pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan.
lebih
jelasnya sebagimana kita lihat dalam tabel berikut ini :
Tabel : 3
No
|
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Jumlah KK
|
Laju Pertumbuhan
|
Lk
|
Pr
|
Jumlah
|
1
|
2016
|
2540
|
2519
|
5059
|
1481
|
0,04 %
|
Sumber : Data
Desa Jangga
Tabel: 4
Jumlah Rumah Tangga dan
Penduduk Tiap RW
Desa Jangga.Tahun 2016
No
|
RW / Dusun
|
Penduduk
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
Dusun I /RW 01
|
354
|
364
|
718
|
2
|
Dusun II /RW 02
|
556
|
560
|
1116
|
3
|
Dusun III /RW 03
|
658
|
637
|
1295
|
4
|
Dusun IV /RW 04
|
407
|
400
|
807
|
5
|
Dusun V /RW 05
|
565
|
558
|
1123
|
Jumlah
|
2540
|
2519
|
5059
|
Sumber : Data
Penduduk Desa Jangga 2016
Proyeksi Jumlah
penduduk di Desa Jangga Tahun 2016 berjumlah 5059 Jiwa.
A.1.3.2. Indeks Pembangunan Manusia
Perkembangan Capaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Desa Jangga Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu 2015 S.d 2016
dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel : 5
IPM
No
|
Uraian
|
2015
|
2016
|
1
|
Indeks
Pendidikan
|
|
|
2
|
Indeks
Kesehatan
|
|
|
3
|
Indeks
Daya Beli
|
|
|
Target
IPM Kec. Losarang
|
|
|
Realisasi
IPM
|
|
|
Sumber : Data Penduduk Desa Jangga 2016
A.1.3.3.
Kesehatan
Tenaga
Kesehatan Di Desa Jangga Pada Tahun 2016 terdiri dari Medis /Dokter 3 Orang,
Perawat 2 orang , Bidan Desa 1Orang sedangkan paritisipasi masyarakat untuk
bidang kesehatan terdapat lebih dari 45
orang , Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat dari Tabel berikut ini :
Tabel : 6
Jumlah tenaga Kesehatan
dan Partisipasi Masyarakat
Di Desa
JanggaTahun 2016
No
|
Tenaga Kesehatan
|
Jumlah
|
Ket
|
1
|
Medis
|
Doktor
Umum
|
2
|
|
Dokter
Spesialis
|
-
|
|
2
|
Perawat
|
Bidan
|
1
|
|
Perawat
|
2
|
|
3
|
Partisipasi
Masyarakat
|
Dukun
bayi
|
-
|
|
Posyandu
|
9
|
|
Polindes
|
-
|
|
POD
|
-
|
|
Desa
Siaga
|
-
|
|
Kader
|
-
|
|
PSM
|
45
|
|
Jumlah
|
59
|
|
Sumber :
Data Penduduk Desa Jangga 2016
Jumlah Kelahiran Bayi ( Persalinan ) Pada tahun 2016
adalah sebanyak = 38 Jiwa, yang terdiri dari bayi Lahir hidup 3 Orang dan Bayi
lahir Mati adalah : 2 Jiwa, Untuk Lebih Jelasnya dapat dilihat dalam Tabel
Berikut ini :
Tabel
: 7
Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi
Desa Jangga Tahun 2015 –
2016
No
|
Uraian
|
2014
|
2015
|
Rata-rata
|
1
|
Bayi
lahir Hidup
|
38
|
15
|
27.5
|
2
|
Jumlah
Kematian Bayi
|
2
|
-
|
1
|
Jumlah
|
40
|
15
|
28.5
|
A.1.3.4. Pendidikan
Pendidikan merupakan
salah satu modal dasar pembangunan, sehingga Pendidikan adalah sebuah investasi
(modal) di masa yang akan datang. Di Desa Jangga Jumlah Guru untuk Tahun 2016 berjumlah 30
Orang,. Adapun Rincian mengenai Jumalah Murid dan Guru tersebar sebagaimana
bisa kita lihat dalam table 8 berikut
ini :
Tabel : 8
Data
Pendidikan/Sekolah Formal dan Non Formal
Di Desa Jangga
tahun 2016
No
|
Nama Sekolah
|
Jumlah
|
Lokasi
|
Guru
|
Murid
|
1
|
SMP Negeri 2 Losarang
|
37
|
439
|
RT. 04 / RW. 02
|
2
|
MTS Negeri Losarang
|
24
|
332
|
RT. 16 / RW. 05
|
3
|
SDN Kaliwaru
|
9
|
111
|
RT. 01 / RW. 01
|
4
|
SDN Losarang
|
13
|
294
|
RT. 15 / RW. 04
|
5
|
SDN Jangga I
|
12
|
225
|
RT. 14 / RW. 04
|
6
|
SDN Jangga II
|
9
|
210
|
RT. 15 / RW. 04
|
Sumber
: Data Desa Jangga dan
Dinas P & K kecamatan Losarang
Jumlah Sarana sekolah tersebut di
atas belum termasuk Guru yang berdomisili di Desa Jangga., ada pula Jumlah guru
yang mengajar di Luar Desa Jangga. diantarnya
: 2 Dosen, 2 Orang Guru SLTA, 2 Orang Guru SLTP, 3 Orang Guru SD.
A.1.3.4. Ketenaga
Kerjaan
Berkaitan denagn perkembangn situasi dan kondisi ketenagakerjaan di Desa
Jangga sampai akhir tahun 2016, masih
menunjukan keadaan kondusif, walaupun di pihak lain masih dihadapkan pada
keterbatasan lapangan kerja dan jumlah
pencari kerja yang cukup bannyak. Keadaan ini semakin sulit dikendalikan
sebagai akibat krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM dan banyaknya pencari
kerja di Desa Jangga adalah sebagai akibat penambahan angkatan kerja baru dan
pemutusan hubungan kerja (PHK) , Kondisi ini terus berlangsung di berbagi
lapisan dan tingkatan sector-sektor usaha strategis yang banyak menyerap tenaga
kerja . Keadaan seperti ini memberikan
kontribusi sangat besar terhadap jumlah pencari kerja yang tidak terproyeksikan
sebelumnya.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2016 sebanyak = 1169 orang, Jumlah pencari
kerja yang dapat tersalurkan dan ditempatkan di perusahaan – perusahaan maupun jenis
pekerjaan lainnya sebanyak = 831 orang,
sedangkan sisanya sebesar 338 orang belum mendapatkan
pekerjaan
Untuk tahun 2016 jumlah pencari kerja
laki-laki sebesar 540
Orang sedangkan pencari kerja perempuan 629
orang , sedangkan pencari kerja perempuan lebih
banyak tersalurkan karena dari perusahaan-perusahaan terutama pabrik-pabrik lebih memprioritaskan
tenaga kerja perempuan.
Dari segi Pendidikan , lulusan SLTA
menempati urutan tertinggi dari jumlah prosentase pencari kerja yang berhasil
ditempatkan terhadap total pencari kerja , yaitu menurut tingkat pendidikan
mencapai angka 85
%.
Dalam hal penyerapan tenaga kerja ,
jumlah tenaga kerja yang ditempatkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar mengalami
penurunan . Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel 10
di
bawah ini :
Tabel : 10
Jumalh tenaga
Kerja, Pencari Kerja, dan Lowongan Kerja
Di Desa Jangga
Tahun 2016
No
|
Yang Terdaftar
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Pencari Kerja
|
1169
|
|
2
|
Yang
Ditempatkan
|
831
|
|
3
|
Lowongan Kerja
|
831
|
|
4
|
Sisa
Pencari kerja
|
338
|
|
|
Jumlah
|
1169
|
|
Sumber :
Data Desa Jangga
Dari Tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2016
pencari kerja mengalami kenaikan, begitu pula pada lowongan kerja. Akan tetapi masih terdapat
ketimpangan antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan itu sendiri,
sehingga jumlah pencari kerja masih banyak yang tidak tertampung pada lowongan
kerja yang dari segi kuantitasnya lebih sedikit dari pada pencari kerja.
Faktor
lain yang menjadi pengaruh adalah Tingkat Skill dan Pendidikan yang ada di Desa Jangga masih kalah dengan desa - desa
lainnya yang ada di wilayah Kecamatan Losarang, sedangkan para perusahaan lebih
memprioritaskan yang bersekolah tinggi ( Sarjana), meskipun sedikit demi sedikit
di Desa Jangga sudah mulai bermunculan para Sarjana-sarjana Muda yang
berpotensi.
A.1.3.5. Pemuda
dan Olahraga
Dalam
hal kepemudaan, pada tahun 2016 tidak
terlepas dari aktifitas dan eksitensi karang taruna, baik level desa maupun
level RW, sedangkan jumlah anggota karang taruna aktif untuk level desa
meskipun telah dibentuk sampai saat ini
belum memperlihatkan eksitensinya, jadi
hampir seluruh usia karang taruna terlibat aktif di kepengurusan Tingkat RW,
baik pengurus aktif maupun yang tidak aktif.
Sedangkan
organisasi keolahragaan yang ada di Desa Jangga, cukup variatif , maupun semua organisasi
tersebut masih dikelola secara amatir, dan hanya penyaluran kegemaran saja.
Untuk lebih jelasnya data organisasi keolahragaan dapat dilihat dalam tabel 11 di
bawah ini :
Tabel : 11
Data Klub /
Perkumpulan Olahraga
Di Desa Jangga..
Tahun 2016
No
|
Klub Olahraga Yang
Terdaftar
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Klub
Sepakbola
|
4
|
|
2
|
Klub
Bola Volly
|
1
|
|
3
|
Klub
Bulu Tangkis
|
1
|
|
4
|
Klub
Tenis Meja
|
-
|
|
5
|
Klub
Senam Sehat
|
1
|
|
6
|
Kluib
Jantung Sehat
|
1
|
|
7
|
Klub
Pencak Silat
|
-
|
|
8
|
Klub
Futsal
|
10
|
|
Sumber :
Data Desa Jangga
Dari Klub olahraga di atas, telah
banyak melahirkan atlet-altet berbakat dan ikut serta dalam kegiatan mewakili
Desa untuk kontingen tingkat Kecamatan, bahkan
untuk tingkat Kabupaten Indramayu,
sedangkan dalam ajang kegiatan kompetisi atlet-atlet tersebut kebanyakan hanya
mengikuti kegiatan ditingkat lokal saja, hanya olah raga Bola Volly pernah
menjadi Tuan Rumah Kejuaran Bola Volly tingkat Kabupaten Indramayu.
A.1.3.6
Kebudayaan
Kebudayaan
yang ada di Desa Jangga merupakan modal dasar pembangunan yang melandasi
pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur
merupakan dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang di jiwai oleh
mayoritas keluhuran Nilai Agama Islam.
Pemerintah
terus membinan kelompok dan organisasi kesenian yang ada, walupun dengan
keterbatasan dana yang dialokasikan, namun semangat para pewaris kebudayaan di
Desa Jangga Kecamatan Losarang
Kabupaten Indramayu,
terus merawat dan melestarikannya
dengan akhir-akhir ini membentuk Ikatan Olah raga dan Seni mulai dari tingkat
Desa sampai Ketingkat Kabupaten Indramayu.
Dengan memeliharanya agar kelompok – kelompok kesenian tersebut terus terpelihara.
Beberapa kelompok Kesenian yang ada
Di Desa Jangga yang masih eksis dan
terawat walaupaun kondisinya sangat memprihatinkan diantaranya dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel : 12
Data kelompok
Budaya dan Kesenian
Di Desa
Jangga Tahun 2016
No
|
Jenis Kelompok
Kesenian Yang Ada
|
Jumlah
Gruop
|
Status
|
1
|
Seni
Calung
|
-
|
-
|
2
|
Organ
Tunggal
|
2
|
Aktif
|
3
|
Singa
Depok
|
-
|
-
|
4
|
Jaipongan
|
-
|
-
|
5
|
Pencak
Silat
|
-
|
-
|
6
|
Kliningan
/ reban
|
-
|
-
|
7
|
Qasidah
|
2
|
Pasif
|
8
|
Upacara
Adat
|
2
|
Pasif
|
Sumber :
Data Desa Jangga
Di
bidang Pariwisata, Desa Jangga sangat
memprihatinkan karena Desa Jangga tidak mempunyai tempat wisata yang bisa
diandalkan, namun dengan demikian tidak putus asa Pemerintah Desa Jangga bersama
masyarakatnya terus melestarikan
dan berencana membangunan sarana
wisata yang bisa diandalakan di Desa
Jangga Kecamatan Losarang kabupaten Indramayu, disamping itu pula, masih
banyak budaya-budaya yang ada di Desa Jangga yang dulu sempat ada dan tenggelam
untuk dikembalikan lagi atau eksis lagi , sehingga nantinya anak cucu di Desa Jangga
akan teringant kembali akan semua hal-hal yang pertnah ada pada leluhur Di
Desanya.
A.1.3.7. Tempat Peribadatan
Tabel : 13
Tabel Tempat
Peribadatan
Di Desa Jangga Tahun
2016
No
|
Jenis
|
Jumlah
|
Keterangan
|
I
|
Masjid
|
1
|
|
2
|
Mushola
|
11
|
|
3
|
Langgar
|
-
|
|
4
|
Madrasah
|
4
|
|
Sumber :
Data Desa Jangga